Noni's Blog: Move On!!!

Selasa, 10 September 2013

0

Move On!!!

Dua tahun bukanlah waktu yang cukup lama bagiku untuk melupakannya. Dia begitu sempurna di mataku. Dia yang mengenalkanku apa itu arti cinta namun dia juga yang memberitahuku bagaimana sakitnya cinta itu.
      Cukup lama ku menahan rasa ini. Hidup dengan perasaan yang menyiksa dan kegalauan ini. Mungkin ada yang mengira aku berbohong, terobsesi, enggak laku, mengkhayal atau apalah itu. Namun aku tak perduli. Iksan memang ada dan aku menyayanginya. Mudah bagiku menyukai seseorang namun tidak untuk mencintai dan menyayanginya.
      Pada 20122012 lalu aku kembali menjalin hubungan kembali dengan Iksan yang sebelumnya sempat putus pada 16022011. Kami menjalani hubungan layaknya seperti pacaran dahulu.
“Hidupku telah kembali” kata itulah yang menghiasi hariku selama kami kembali pacaran.

      Tetapi tidak setelah malam itu datang. Malam yang menjadi malam penuh penyesalan bagiku namun juga mungkin menjadi pilihan terbaik untukku.
“Kamu yakin nggak mau tahun baruan bareng aku?” Tanya Iksan padaku melalui telepon seluler.
“Enggak doh san. Aku dirumah aja. Lagian ada teman aku yang datang.” Jawabku.
      Yah memang saat itu ada Nike dan Kak Arju yang datang kerumahku.
“Yaudah deh enggak apa. Aku lagi di jalan nih. Entar aku telfon lagi ya sayang.”  Ucapnya lalu menutup telepon.
      Masih segar dalam ingatanku indahnya saat-saat itu.
“Apakah Iksan juga benar-benar mencintaiku seperti aku mencintainya?” pikirku dalam hati dan mencoba memutar ulang kisah kami yang sudah lalu. Aku enggak yakin hati Iksan masih seperti dahulu awal pertama kami pacaran. Aku merasa ada yang berubah dari dirinya. Hingga akhirnya aku melakukan hal itu.
“Ken, aku mau ngirim sms ini ke Iksan. Gimana?” tanyaku meminta pendapat kepada Nike seraya memberikan handphoneku padanya.
“Kalau emang itu yang terbaik buat noni, yaudah kirimlah.” Ujar Nike setelah membaca pesan di handphoneku.
      Aku berfikir keras. Aku memikirkan segala akibat yang akan terjadi nantinya. Tepat pukul 00.00 wib tepatnya malam pergantian tahun baru aku mengirimkan sms itu. Sms yang berisi bahwa aku akan move on dari dia. Aku bakal lupain dia. Sudah cukup aku sakit hati. Aku dan dia enggak akan pernah menjadi kita.
“Bismillahirrahmanirrahim” aku menekan tombol send. Aku menunggu balasan dari Iksan namun Iksan tidak membalas smsku itu.
Keesokan harinya aku terbangun dan aku menerima 1 pesan masuk dari Muhammad Al Iksan.
“makasih ya.” Hanya itu yang Iksan kirim. Makasih ya tanda titik. Tiada kata yang lain.
      Semenjak saat itu aku dan Iksan lost contact. Kami tiada berhubungan lagi. Namun harus kuakui aku masih juga mencintainya. Aku kembali galau seperti dulu lagi. Berbulan-bulan aku kembali galau.
Sampai suatu hari..
Hafizah teman sekelasku curhat kepadaku tentang pacarnya Rivai yang baru saja putus dengannya. Aku jadi kembali teringat dengan Iksan. Kami saling bertukar cerita. Ternyata pembicaraanku dengan Hafizah didengar oleh Ibnu teman sekelasku juga. Ibnu mendekati kami dan menasehatiku. Sebenarnya bukan menasehati melainkan marah, membentak dan menghina.
“Ngapain kau ingat Iksan tuh? Pernah dia buat kau tersenyum? Pernah dia nunggu kau kayak kau nunggu dia? Disini kau setia nunggu dia tapi apa dia tahu? Bodoh kau! Dia baik sama kau waktu pacaran aja kan? Sekarang apa iya? Enggak kan?!” kata-kata Ibnu sangat dalam dan menusuk. Aku kesal. Aku marah. Hingga akhirnya aku menangis.
“Iya aku yang bodoh yang udah nungguin dia. Aku yang terlalu bodoh selama ini tapi kau gak berhak buat ngebentak-bentak aku!” Ucapku tersedu.
      Dalam tangis aku berfikir dan memikirkan kata-kata Ibnu dan aku mulai tersadar. Benar semua yang dikatakan Ibnu. Aku yang bodoh selama ini menunggu dan berharap yang enggak pasti.
      Bukan hanya Ibnu yang marah denganku tapi juga abang angkatku yaitu Roby Rahmat Dino Pangestu yang biasa dipanggil Bang Oby. Dia marah kepadaku yang selalu mengingat Iksan setiap saat.
“Kan dia udah bilang move on dari kau. Ngapa juga masih kau tunggu? Cowok ndak ada otak tuh juga kau harapkan.”
“Sadarlah dek kayak gini enggak ada gunanya.”
“Dengar yaa, semua cowok tuh kayak gitu otaknya. Aku pun kayak gitu. Cowok itu sengaja php karena gengsi aja.”
“Pikirlah ndak. Buat apa coba setia sampai mampus? Ndak ada gunanya. Aku jujur lebih brengsek dari mantan kau tuh dek. Banyak yang aku phpin. Anggap aja dia bukan jodoh kau.”
“Jangan diambil pusing. Ntar dia yang nyesal. Jangan mau kau dipijak-pijak dek.”
      Aku merenungi semua kata-kata yang keluar dari mulutnya. Benar! Buat apa aku selama ini seperti ini. Semua yang kulakukan hanya menyakiti diri dan bathinku saja. Mengharapkan seseorang yang sebenarnya hanya akan menyakiti dan melukaiku.
      Kini aku telah sadar. Aku seharusnya bangkit. Aku harus Move On! Lupakan masa lalu yang suram itu. Bangkit menatap masa depan. Terimakasih Ibnu. Terimakasih Bang Oby  dan Terimakasih teman-teman .

      Bye masa lalu… Let’s Move On!!!

0 komentar:

Posting Komentar